Alasan Posan Tobing Larang Kotak Bawa Lagu yang Diciptakan Bersama

Putra
0

 

Posan Tobing (Foto: Instagram)

LIVO, JAKARTA - Dalam konteks pelarangan terhadap Kotak untuk membawakan lagu-lagu yang diciptakan bersama, Posan Tobing memiliki argumennya sendiri.

Posan mengungkapkan bahwa lagu-lagu yang diciptakan bersama membentuk satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.

“Lagu itu adalah satu kesatuan, tidak bisa dipisah-pisahkan,” ujar Posan Tobing di Polda Metro Jaya pada Rabu, 6 September.

Jerys Napitupulu, kuasa hukum Posan, juga menyatakan bahwa kliennya memiliki hak untuk melarang orang lain membawakan lagu-lagu yang diciptakan bersama.

“Walaupun satu lagu yang diciptakan ada empat atau lima orang, itu bisa dinyanyikan semua penciptanya, tetapi harus ada izin sama pencipta lainnya,” jelas Jerys Napitupulu.

Kemudian, Jerys memberikan analogi dengan kasus penjualan warisan, di mana izin dari semua ahli waris diperlukan.

“Logika gampangnya, kalau bisa berandai-andai logika hukum, bahwa ada rumah diwariskan, dan ahli warisnya ada tiga. Rumah itu nggak bisa dijual kalau tidak ada persetujuan semua ahli waris,” ujar Jerys.

“Sama seperti ini, lagu ini kan, tidak bisa dimainkan tanpa izin semua penciptanya,” tambahnya.

Lima lagu yang dimaksud adalah "Masih Cinta," "Kosong Toejoeh," "Tinggalkan Saja," "Pelan-Pelan Saja," dan "Selalu Cinta."

Kelima lagu ini diketahui diciptakan oleh Posan Tobing bersama Pay Burman, Dewiq, dan beberapa anggota Kotak secara terpisah.

Pihak Kotak, dalam konferensi pers pada 26 Juli lalu, juga mempertanyakan somasi dari Posan yang melarang penggunaan lagu-lagu yang diciptakan bersama. Bahkan, dalam konferensi pers tersebut, pihak Kotak juga mengirim somasi balik kepada Posan Tobing.

Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)
To Top